RSS

cerpen (Pertengkaran vs Percintaan)



Pertengkaran VS Percintaan
By : Nur Malita Sari (ita)

                Pagi yang cerah  di bulan Ramadhan 1 minggu sebelum lebaran tiba, matahari mulai melaksanakan tugasnya menyinari bumi dan membantu proses fotosintesis pada tumbuhan. Di sisi lain, suasana SMP Nusantara pagi itu terasa berbeda, karena pagi itu memang akan diadakan pengumpulan zakat fitrah. Yang bertugas adalah anggota OSIS. Salah satu anggota OSISnya adalah Eca, siswi kelas 8.3. Cantik, pintar, aktif, baik, kadang juga cerewet  itulah gambaran sifat Eca. Siapa yang tak kenal dengan dia, siswi yang selalu mewakili sekolahnya untuk berlomba diajang yang bergengsi, dan tak jarang pula dia meraih juara.
Pagi-pagi Eca sudah berada diaula sekolah untuk bertugas, kebetulan pagi itu dia berangkat paling awal, jadi dia yang menyiapkan semua keperluannya. Setelas selesai dia duduk ditempatnya sambil menunggu anggota OSIS yang lain datang, dia membaca novel.
“Hai Ca.!” Sapa Eza salah satu anggota OSIS dan langsung duduk disamping Eca.
“Hai juga.” Jawab Eca dengan gugup dan kaget.  
Eza adalah teman sekelas Eca, dia yang digosipkan  akan menggantikan kak Diat sebagai ketua Osis. Dia ganteng, tinggi, baik, tegas, kadang juga humoris. Eza dan Eca tidak pernah akrab, setiap hari selalu bertengkar. Klo mereka belum bertengkar rasanya belum lengkap.
“Asyik banget, baca apa Ca ?” Tanya Eza penasaran.
“Baca Koran!! Ga liat apa aku baca apa ?” Jawab Eca dengan ketus, karena kesal telah diganggu.
“Pagi-pagi dah marah, dosa loh, kan lagi puasa.” Ledek  Eza di sertai tawa yang lepas.
“Hem, hem, pagi-pagi dah berdebat.” Sela kak Diat yang duduk disamping Eza.
 “Za, bagaimana apa kamu siap menggantikan posisi aku sebagai ketua Osis ?” Tanya kak Diat.
“Insyaallah siap kak, tapi sekretarisnya yang cantik ya, jangan cerewet kaya cewe yang lagi baca novel itu, bisa-bisa aku diterkam dan dijadikan mangsanya untuk dimakan dia.” Jawab Eza sambil melirik Eca dan tersenyum meledek.
“Cewe siapa ? Apa maksud kamu ? emang aku srigala yang mau menerkam kamu ? Maaf ya, aku punya banyak stok makanan yang pantas untuk aku makan.” Ledek Eca dengan muka marah, karena kesal dari tadi di ganggu terus.
“Sudah, sudah, kalian itu kaya Tom dan Jerry saja, setiap hari bertengkar terus.” Kak diat melerai Eza dan Eca.
Suasana sudah mulai ramai, siswa sudah berdatangan untuk zakat fitrah, semua petugas sibuk dan tidak ada satu pun yang bersantai. Ditengah bertugas, Eca mengeluh sakit perut dan dia izin ke UKS dengan diantar kak Denik. Eca berbaring di kamar peristirahatan dan perutnya diolesi minyak kayu putih oleh petugas PMR. Menyadari Eca tidak ada dikerumunan tersebut, Eza mencari-carinya karena sangat penting. Melihat kegelisahan Eza, kak Denik memberi tahu kalau Eca sedang terbaring di UKS karena sakit perut. Setelah tau Eca di UKS, Eza langsung berlari menuju UKS, dan melihat Eca sedang terbaring lemas di atas kamar peristirahatan.
“Ca, kenapa kamu kaya gini ?” Bisik Eza sambil memegang tangan Eca.
“Kak Eza ngapain disini ?” Tanya salah satu petugas PMR.
“Ehm, kakak mau melihat kondisi Eca.” Jawab Eza gugup sambal melepas pegangan tangannya.
“kakak perhatian banget sama kak Eca, bukannya selama ini kakak selalu berantem sama kak Eca ?” Tanya petugas PMR dengan penasaran.
“Masa mau berantem terus, kan kesannya kaya musuhan. Sebenarnya kita itu juga akrab kok.” Jawab Eza dengan sok akrab supaya tidak ketahuan kalo sebenarnya dia sayang dengan Eca.
Walapun Eza selalu membuat Eca marah dan kesal, tetapi sebenarnya dia ingin mencari perhatian dari Eca, dia sayang sama Eca. Rasa sayang itu tumbuh ketika dia melihat Eca terbaring lemas diatas tempat peristirahatan. Dia sendiri juga tidak tahu, kenapa rasa itu bisa tumbuh dalam hatinya. Tetapi dalam hati dia berjanji akan selalu menjaga Eca dan membuat dia tersenyum.
“Eza, ngapain kamu disini ?” Tanya Eca yang baru bangun dengan suara lemas.
“Mau jenguk kamu, kamu kan lagi sakit. Sebagai teman yang baik sudah sewajarnya saling membantu.” Jawab Eza dengan senyum manisnya.
“ kamu mau baik sama aku, apa mau merencanakan sesuatu untuk mencelakai aku ? Tanya Eca dengan gelagat mencurigai Eza.
“Kamu itu sudah sakit masih aja curigaan.” Jawab Eza dengan kesal.
“Hehe, kamu lucu juga kalau ngambek.” Ledek Eca disertai senyuman manis yang merekah dari bibirnya.
“Ca, kamu kenapa si, kok tiba-tiba kaya gini ?” Tanya Eza penuh perhatian.
“Ga tau Za, tiba-tiba ja aku perutnya sakit dan kepalaku pusing banget.” Jawab Eca dengan nada manja.
Eca merasa ada yang berbeda dengan sifat Eza waktu itu, dia menjadi perhatian dan lembut, tidak kasar lagi. Perubahan itu membuat Eca merasa nyaman berada didekat Eza. Tetapi Eca merasakn perasaan yang lain dari dalam hatinya, dia tidak tau apa karena perhatian Eza kepadanya membuat dia jatuh cinta kepada Eza.
“Za, keluar yuk, kasihan yang lainnya pasti repot kekurangan petugas.” Ajak Eca.
“Tapi kamu kan masih sakit, kamu istirahat aja.” Jawab Eza.
“Ga kok, aku ga apa-apa, aku sudah baikan, kaluar yuk ?” Ajak Eca dengan nada manja.
Eza tidak bisa menolak permintaan Eca, karena dia kini sudah jatuh hati dengan sosok Eca. Dia memapah Eca keluar menuju tempat panitia zakat. Karena melihat eca yang semakin lemas dia menggendongg Eca kembali ke ruang UKS, Eza tidak peduli dengan orang lain, yang ada dalam pikiran Eza saat itu adalah membuat Eca merasa nyaman dan tersenyum. Dalam gendongan Eza, kepala Eca bersandar dengan nyaman. Sesampainya di UKS, Eza membaringkan Eca, serta duduk disampingnya menunggu Eca dengan setia. Dalam hatinya dia berkata, kalau Eca terbangun dia akan mengutarakan isi hatinya kepada Eca, dia ingin membuat Eca bahagia.
“Za, aku dimana ?” Tanya Eca yang sudah bangun dari pingsannya
“Kamu di UKS, tadi waktu kamu minta keluar, tubuh kamu tambah lemas, jadi aku gendong ke UKS lagi.” Jawab Eza.
Mendengar jawaban Eza, Eca kaget dan berterimakasih atas bantuannya. Eza teringat akan janjinya tadi, dan dia memegang tangan Eca dengan erat.
“Ca, aku tidak tahu dari mana perasaan ini berawal. Aku merasa telah tumbuh benih cinta dalam hatiku, aku jatuh cinta dengan sesosok gadis yang teramat manis dan cantik.” Kata Eza.
“Jatuh Cinta ? Siapa gadis itu ?” Tanya Eca penasaran tetapi gugup karena tangannya kini berada dalam genggaman Eza.
“Gadis itu kamu. Ya, aku jatuh cinta dengan kamu.” Jawab Eza dengan penuh harapan.
“Aku ? Ga salah ? aku kan sering banget buat kamu marah, kamu ngaco Za, ga mungkin kamu jatuh cinta sama aku.” Jawa Eca dengan garing tetapi dalam hatinya dia juga merasakan hal yang sama dengan Eza, sejak Eza berubah menjadi lembut dan perhatian.
“Beneran Ca, aku sayang sama kamu, aku ingin membuat kamu selalu tersenyum. Kamu mau kan jadi kekasih aku ?” Tanya Eza dengan tatapan yang sangat dalam.
“Za, aku juga merasakan hal yang berbeda dalam hatiku, aku merasa nyaman berada didekatmu, tapi aku bingung apa itu perasaan jatuh cinta ?” Jawab Eca disertai pertanyaan yang membuat hati Eza menjadi senang.
“Jika kamu merasa nyaman berada didekatku, maukah kamu selamanya bersamaku ?” Tanya Eza.
“Ya aku mau.” Jawab Eca disertai senyum manisnya yang selama ini membuat Eza jatuh cinta.
Eza menatap Eca dengan erat seakan dia tidak ingin melepaskan bayangan Eca dari matanya, dia ingin Eca selalu ada disampingnya, mereka tersenyum dengan bahagia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar