BINTANG MENANGIS
(Kepergianmu meredupkan sinar hatiku)
Nur Malita Sari
“Kak, makannya mana!” teriak There
Aku ingin adikku berubah, aku sadar
dia butuh kasih sayang. Semenjak ibu kami meninggal, adikku menjadi susah
diatur. Pekerjaannya dia hanya ke diskotik, dan pulang malam. Tetapi ini
menjadi tugasku untuk menjaga dia sebagai amanat dari ibu kami sebelum
meninggal. Aku ikhlas apapun yang adikku lakukan terhadapku, asalkan dia
bahagia dan mau pulang untukku.
“Re, biasa ya nanti malam, OK?” ajak
Rias
“Beres, tenang saja, aku pasti
datang.” Jawab There.
“Kakakmu bagaimana, apa dia tidak
marah?” Tanya Rias
“Halah, dia pasti ngizinin, kalau
tidak ya aku tidak akan pulang, lagian dia sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Hahaha”. Jawab There dengan senyum lebar
Sementara aku memang sibuk dengan
pekerjaanku sendiri, tidak ada waktu untuk mengobrol dengan adikku, bahkan
untuk bertemu saja jarang sekali, setiap aku pulang kerja dia belum pulang. Aku
takut dia terbawa pergaulan bebas diluar sana.
“Vi, boleh izin pulang lebih awal
tidak?” Tanyaku kepada Vivi
“Emang mau kemana Ta?” Tanya Vivi
“Mau cari kado untuk adikku, lusa
dia ulang tahun ke 17” Jawabku dengan senyum bahagia.
“Boleh, lagian kamu kan sudah
selesai pekerjaanya, tapi apa kamu tidak apa-apa pergi sendirian, kamu kan lagi
sakit.” Tanya Vivi dengan cemas
“Tenang, aku kuat, demi adikku,
selamat tinggal, makasih ya.” Ucapku pada Vivi
Sebelum membeli kado, aku sempatkan
diri untuk pergi ke dokter mengontrol kesehatanku. Aku tidak pernah bercerita
kepada adikku bahwa aku mengidap penyakit serius, aku hanya ingin selalu
tersenyum didepan dia, membuat dia bahagia itu impianku.
“Hey, tambah lagi dong.” Teriak
There
“Re, kamu itu sudah minum 4 botol,
nanti kamu sakit.” Cegah Rias
“Emang kalau aku sakit, kamu yang
menanggung? Tidak kan? Udah sih, tambah, cepet!!!!” Pinta There dengan ketus
Sementara itu di rumah, aku membuat
kue ulang tahun untuk adikku tersayang, aku ingin memberikan kesan terindah di
hari ulang tahunnya yang ke 17. Semoga dengan adanya kado spesial dariku, dia
bisa terbuka denganku, dan aku bisa merasakan pelukan hangat adikku tercinta.
“Re, kamu tak antar pulang ya, kamu
sudah teller tuh.” Ajak Rias.
“Oh, iya, terserah kamu saja, aku
sudah tidak kuat.” Jawab There.
“Pak, tolong bawa dia ke mobil depan
ya.” Pinta Rias kepada penjaga diskotik.
“Oh iya mba.”
Aku telah menyiapkan kue ulang tahun
dan kado yang dia inginkan selama ini. I-Pad yang dia inginkan kini akan aku
jadikan hadiah untuknya. Aku membeli dengan uangku sendiri dan aku bangga
sebentar lagi aku akan membuat dia tersenyum.
Pintu rumah berbunyi, tanda There
telah pulang…………………
Tertatih-tatih membawa There “Kak
Ita tolong kak, There mabuk lagi.” Pinta Rias kepadaku.
“Ya Allah, There, sampai kapan kamu
akan seperti ini.!!!!!!!” Bentakku dengan keras.
Bangun dan membentakku dengan
membanting kue ulang tahun yang aku buat untuk dia “Kak!!! Apa kakak tidak
sadar, aku seperti ini juga karena kakak, apa kakak selama ini selalu ada buat
There?! Apa kakak pernah bertanya bagaimana keadaan There?! Apa kakak pernah
membuat There bahagia?!” Pergi masuk kamar dan membanting pintu kamar.”
“Kak, sabar ya, aku pulang dulu.”
Menenangkanku dan memelukku.
“Iya Ri, makasih ya sudah mengantar
There pulang.” Jawabku.
Aku membersihkan sisa kue yang
berserakan dilantai dan mengepelnya kembali seperti semula. Aku kembali ke
kamar dan menangis.
Pagi hari tiba………………………………………..
“Kak!!!!! Sarapannya mana?!!!!!
Teriak There.
Tidak ada jawaban.
“Kakak tuli yah!!!! Mana sarpanku,
nanti aku telat!!!!!!!! Teriak There tambah keras.
Menuju kamarku dan membuka pintu
dengan keras, mendapatiku sedang tertidur. Menggoyang-goyangkan badanku sambil
berteriak.
“Kak! Sudah siang, bangun!!
Sarapanku mana!!! Teriak There.
Lama tak ada jawaban, There panik
dan membawaku ke Rumah Sakit terdekat.
“Mba, anda terlambat, kakak anda
sudah meninggal 20 menit yang lalu, dia mengidap penyakit gagal ginjal stadium
4.” Kata Dokter.
Serasa petir menyambar diri There.
“Dokter jangan bohong!!! Tidak
mungkin!!! Kakakku kuat, dia tangguh, dia tidak sakit!! Dokter pasti salah
mendiagnosa!!” Berteriak sambil menangis.
“Saya tidak bohong, kakak anda telah
tiada.”
Jasadku dimakamkan di samping makam
ayah dan ibuku, aku berharap setelah aku tiada There bisa sadar, dan dia mau memaafkan
aku karena selama ini aku tidak pernah ada untuk dia. There pulang kerumah
dengan perasaan menyesal dan tangis yang tak kunjung berhenti.
Pagi hari ketika There menyapu di
kamarku……………………
“Haduh, biasanya kakak yang menyapu
dan menyiapkan sarapan, sekarang aku yang menyiapkan semuanya.” Keluh There
“Apaan ini.” Terkejut menemukan
sebuah kado di atas meja rias aku.
UNTUK ADIKKU TERSAYANG
HAPPY BIRTHDAYJ
SEKARANG USIAMU SUDAH 17 TAHUN, KAMU TELAH DEWASA
KAKAK HANYA BISA MEMBERIKAN KADO INI
KAKAK HARAP KAMU AKAN MENYUKAINYA
MAAFKAN KAKAK SELAMA INI TIDAK BISA MENJADI KAKAK
YANG BAIK UNTUKMU, KAKAK BERHARAP KAMU SELALU MENJADI BINTANG DIHATI KAKAK
I LOVE YOU FOR EVER MY SISTER
Love
ITA
“
Kakak!!!!!! Membuka dan memeluk kadoku dengan tangisan.
Setidaknya aku telah memberikan yang
dia inginkan sebelum aku meninggal, walaupun aku tidak melihat dan merasakan
pelukan hangat adikku tersayang.
Berikanlah kasih sayang kalian untuk
saudara kalian, kalian tidak akan pernah tau kapan kalian akan meninggalkannya,
apapun bentuknya ikhlaslah, kelak keikhlasan itu akan terbalaskan lebih besar
dari apa yang kamu berikan sebelumnya.